Maaf buat temen2 semua, udah lama nih saya ga buat postingan lagi... Lagi banyak urusan nih, belajar buat masuk kuliah walaupun dari SMK. Tak ada yang mudah dalam hidup ini, banyak ujian, banyak tantangan, salah satunya yang ingin saya ceritakan buat pembaca setia blog saya ini. Oke saya akan memulai berbagi sedikit pengamalan saya yang menurut saya kisah hidup yang terindah buat diri saya.
Dimulai dari perjalanan saya dari jenjang SD ke SMP. Waktu itu, saya disekolahkan seperti kakak saya yaitu di SD katolik di Baros, kakak saya SD Santo Yusuf, sedangkan saya SD Santa Maria. Saya sangat bersyukur saya bisa sekolah di sana karena sekolah itu cukup disiplin. Tadinya saya berpikir setelah lulus SD saya dapat melanjutkan sekolah di SMP yang satu yayasan dengan sekolah SD saya (SMP Santo Mikael). Tetapi Tuhan berencana lain dalam hidupku, Ia tidak mengizinkan saya sekolah di situ karena keadaan keuangan keluarga saya yang tidak cukup untuk saya bisa sekolah di situ. Saya ingat saya mengalami cukup kesulitan dalam menghadapi UN SD waktu itu, sehingga berbekal dengan NEM 22,57 saya mencoba untuk melanjutkan studi saya di SMP Negeri 3 Cimahi di pilihan pertama dan SMP Negeri 9 Cimahi di pilihan kedua. Sebenarnya saya sedikit iri dengan sahabat saya karena dia yang biasa dalam ulangan mendapatkan nilai di bawah saya dan rengking di kelas yang belum bisa menyaingi rengking saya mendapat NEM yang lebih tinggi dari saya yaitu 24,.. sehingga waktu itu, dia mendaftar di sekolah unggulan di Cimahi (SMP 1) yang waktu itu adalah sekolah yang saya impikan untuk bersekolah di sana. Satu hari sebelum pengumuman tentang kelulusan di SMP ada berita jika NEM minimal di SMPN 3 adalah 23. Waktu itu saya banyak ditegur oleh orang tua dan keluarga, dan yang bisa saya lakukan hanya menangis saya tidak ingin masuk SMP 9, saya hanya ingin masuk SMP 3. Akhirnya, saya hanya bisa berserah pada Tuhan dan keluarga saya pun menguatkanku. Yang saya ingat waktu itu orang tua saya berpesan "Sekolah di mana pun, yang penting sekolah". Sungguh, mereka masih peduli pada diri saya sehingga saya merasa saya tidak sendiri.
Akhirnya, hari pengumuman masuk SMP Negeri pun datang. Saya datang ke sekolah lalu menemui guru wali kelas saya yang menjadi guru terfavorit saya sampai sekarang. Saya diberikan sebuah amplop yang berisi surat lulus atau tidaknya saya di sekolah SMP Negeri itu. Saya waktu itu malu membukanya di sana, namun guruku menyuruhku untuk segera membukanya di tempat waktu itu juga. Saya deg2an waktu itu, rasanya takut sekali jika ada tulisan saya tidak diterima, saya hanya bisa berdoa saja Tuhan berikan yang terbaik padaku sesuai dengan kehendakMu. Dan saya pun membuka amplop itu perlahan-lahan, kubuka surat di dalamnya dan mujizat pun terjadi. PUJI TUHAN, saya bisa diterima di SMP Negeri 3 Cimahi, yang waktu itu merupakan sekolah kedua terfavorit. Sungguh kuasa Tuhan Ada dan Nyata, kemurahanNya diberikanNya pada diriku.
Selanjutnya, saya mulai bersekolah di sana. Waktu itu, saya ditempatkan di kelas 7F, kelas yang berada dekat sekali dengan Perlintasan Kereta Api, sehingga ketika kereta api lewat, kami sering melihat ke jendela (hehehe waktu itu masih kampungan). Berbeda dengan pemandangan di SD, di SMP banyak sekali teman saya yang beragama muslim. Tetapi masih ada beberapa teman saya yang saya dapatkan dan justru dari kelas 7F-lah saya mendapatkan teman yang paling setia berteman denganku. Pertama kali saya duduk dengan teman saya yang bernama Chandra, tetapi kemudian dia pindah ke belakang saya dan duduk dengan Gama. Sehingga saya duduk dengan Rafael, teman pertama saya yang beragama Kristen. Saya sangat dekat dengan Rafael, dia suka main ke rumah saya begitu juga dengan saya. Kami sering bermain bersama. Setelah itu, saya masuk ekskul Paskibra. Banyak yang saya dapatkan di kelas 1 karena waktu itu saya cukup rajin ikut ekskul itu. Di kelas, ada beberapa teman saya yang juga ikut ekskul Paskibra, dan yang paling dekat adalah dengan teman saya Agustinus dan Panji. Agus beragama Kristen, Panji beragama muslim, tapi kami tetap bermain bersama walaupun berbeda ajaran. Rumah Panji dekat dengan saya, di Pondok Cipta Mas sehingga saya sering datang ke rumahnya. Saya juga tidak melupakan Agus, saya lebih dekat dengan Agus, teman saya yang ayahnya tentara, sehingga saya sering main ke asrama TNI, rumahnya Agus. Saya juga tidak lupa dengan Fernando, teman Kristen saya yang lain. Dia orang yang pertama kali mengajak saya untuk bermain game di depan sekolah.
Waktu kenaikan kelas pun datang, saya dapat rengking 4 waktu itu, sehingga rengking 1-4 di kelas 7F diterima di kelas unggulan. Puji Tuhan, saya bisa masuk ke kelas unggulan (8A). Berbeda dengan kelas 7F, di kelas 8A, laki2nya sangat sedikit cuma 6 orang ato 7 orang kalo ga salah, sedangkan perempuannya ada 30an orang. Saya hanya sedikit mendapat kelas di 8A, saya merasa sendiri. Ya, gapapalah saya masih bisa bermain dengan teman 7F saat istirahat. Waktu kelas 8, saya sering bermain game komputer dengan Fernando di depan sekolah. Sungguh, saya waktu itu hancur, nilai ulangan tidak sebesar waktu saya kelas 7F. Saya pun sering berbohong pada orang tua dengan alasan kerja kelompok, padahal bermain komputer bersama teman saya. Saya sungguh menyesal, apalagi ketika dapat nilai PKN 5, sehingga membuat saya harus remed dengan membeli buku, waktu itu saya dimarahi orang tua karena biasanya saya tidak pernah remed. Hingga pada saat semester 2 waktu itu, saya mendapat rengking 31 dari 40, batas akhir kelas unggulan untuk melanjutkan ke kelas 9 unggulan. Puji Tuhan, saya masih diperbolehkan berada di kelas unggulan saat itu. Di kelas unggulan 9A, laki2nya bertambah menjadi 9 orang, sedangkan perempuannya ada 31 orang. Jumlah yang ganjil antara laki2 dan perempuannya, sehingga ada satu pasang laki dan perempuan yang duduk berbarengan. Waktu itu, saya duduk dengan laki2 di semester 1, Vito. Dia teman yang cukup baik walaupun mungkin tidak begitu cocok. Di semester 2, Vito pindah duduk dengan orang lain, dan saya pun duduk dengan perempuan, Indri. Waktu itu, saya merasa sedikit tersudut di kelas, sedikit teman laki2 yang mengajak ngobrol, saya lebih banyak dekat dengan perempuan waktu itu. Tapi gapapa, toh mereka sama2 manusia yang makan nasi.
Sejak saat kelas 9, saya tobat, tidak mengulangi kegagalan saya di kelas 8. Saya mencoba untuk belajar lebih giat lagi dan melakukan puasa setengah hari setiap hari Jumat. Di kelas 9, saya mengikuti les GO yang membuat aktifitas saya semakin padat, sehingga membuat saya tidak bermain game di kelas 9. Saya ikut GO yang di Gatsu, di sana saya bertemu dengan teman2 alumni SD Santa Maria. Banyak yang berubah dengan mereka, saya pikir mereka masuk Geng yang menurut saya kurang baik dalam pergaulannya, sehingga saya kurang dekat dengan mereka. Setelah kurang lebih satu bulan belajar di sana. Dibangunlah cabang GO di Kerkof 1,5 KM dari rumah saya. GO itu lebih dekat dari Gatsu yang berjarak kurang lebih 4 KM, sehingga saya memutuskan untuk pindah tempat ke GO Kerkof. Di sana saya bertemu teman baru. Riza dan Elkandy. Kami sangat bersahabat dan saya merasa cocok dengan mereka. Walaupun di Kerkof gurunya masih ada yang kurang jelas mengajarnya, saya tetap have fun, karena ada mereka di dekat saya. Saya pun bertemu dengan tetangga saya dan saudaranya yang membuat saya bertahan di GO Kerkof.
Tiba saatnya UN dilaksanakan. Saya bisa kerjakan soalnya lebih baik dibanding SD. Hanya saya kesulitan dengan IPA dan Inggris, sehingga waktu itu saya hanya dapat NEM 33,... Saya bersyukur karena waktu itu NEM itu tidak begitu saya perlukan karena saya telah lulus tes di SMKN 1 Cimahi dan SMAN 2 Cimahi. Kembali diberikan suatu pilihan yang membingungkan pada diri saya. Semuanya bagus, banyak saran untuk membuang pilihan ke SMKN 1 Cimahi. Namun, 1 hari sebelum tes wawancara di SMKN 1 Cimahi, ayah saya berubah pikiran untuk menyekolahkan saya di SMKN 1 Cimahi. Saya ga tau kenapa bisa berubah secepat itu, ayah saya berpikir SMKN 1 Cimahi dipersiapkan untuk kerja, sehingga apabila nanti saat saya lulus keadaan keuangan ayah saya kurang, saya bisa membantu dengan bekerja, namun apabila keadaan keuangan mencukupi, ayah saya menyarankan untuk kuliah. Ya sudah saya menurut saja apa kata orang tuaku. Waktu saya memilih SMKN 1 Cimahi, ada satu guru saya(almarhumah) yang mengingatkan saya untuk masuk SMA saja, karena SMA dipersiapkan untuk kuliah, tapi saya tidak bisa membantah perintah orang tua saja dan berharap saya masih bisa kuliah untuk menambah ilmu lagi.
Akhirnya, saya sekolah di SMKN 1 Cimahi. Puji Tuhan, saya diterima di pilihan 1 TKJ dengan jumlah pesaing terbanyak waktu itu. Sebenarnya saya sedikit menyesal juga karena saya asal memilih jurusan, sebenarnya jika dilihat2, saya lebih menyukai RPL yang berada di pilihan 2 waktu itu. Ya sudah, Tuhan menempatkanmu di TKJ, bersyukurlah Rio!!! Puji Tuhan. Pertama kali, saya duduk dengan Dwi Wahyu. Kami saling bertukar pikiran satu sama lain, tetapi lama kelamaan kami tidak begitu cocok, namun kami tetap berteman. Dalam kelasku, banyak kelompok bermain di antara siswa TKJB dan waktu itu saya ikutan dengan kelompok bermain CURANDALS yang anggotanya:
-Aditya Rizeky S.
-Ahmad (dia pindah ke Kontrol Mekanik karena salah jurusan, jadi ga ikutan lagi)
-Alan Aprianto
-Rifky Wijaksana
-Rizky Agung F.A. (Anggota baru sejak kelas 11)
-Syahril Rachman (Anggota dengan jumlah 6, :p)
Saya bersyukur bisa bersama2 dengan teman2 Curandals. Saya merasakan kedekatan dengan mereka seperti saudara sendiri. Terima Kasih Tuhan, walaupun hampir sama dengan SMP, di mana di kelas, saya sedikit dikucilkan, namun dengan Curandals saya merasa tidak sendirian. Kami sering mengerjakan tugas bersama, main dotA bersama, dll. Satu event yang tak terlupakan ada di kelas 13 saat libur setelah PKL, kami camping di Sukawana. Dengan menggunakan tenda seadanya, cuaca hujan di sepanjang malam, membuat suatu pengalaman yang tidak mudah terlupakan.
Di kelas 11, saya bersama teman Curandals(Adit) menjadi Seksi Absensi. Di saat kami menjadi seksi absensi, banyak sekali ujian yang harus dihadapi oleh teman2 kami. Pertama, Alan yang patah tulang, Royan yang patah tulang, Rahadian yang sakit DB, Fajar Wardani sakit di pipinya sehingga harus dioperasi, Syahril sakit DB dan Tipes, dan Satu lagi kejadian paling menghebohkan dan menyedihkan di mana teman sekelas kami Feby Muhammad Alkautsar meninggal dunia karena sakit kanker tulang, padahal waktu itu ibunya sedang menjabat menjadi wali kelas kami. Entah mengapa ketika kami menjabat seksi absensi, banyak sekali hal yang demikian. Ya sudah kami tetap jalani sampai kenaikan kelas.
Tiba saatnya UN SMK, saya sudah banyak persiapan, walaupun waktu itu saya tidak ikut les, tetapi saya serius untuk belajar. Akhirnya saya bisa naik kelas ke kelas 13 dan akan menjalani kegiatan PKL. Tadinya saya ingin PKL di luar kota, tetapi Tuhan tidak mengizinkan, sehingga saya diperkenankan untuk PKL di CV. Qiza, tempat PKL yang cukup dekat yaitu di Jl Encep Kartawiriya, dekat dengan kolam renang cempaka di mana anak SMKN 1 suka berenang di sana. Sedikit malu, karena lokasi PKL yang sangat dekat, tapi gapapa ada teman saya yang menemani yaitu Bondan Prasetyo, namun dia hanya PKL 2 bulan karena melanjutkan sertifikasi D1 Polman di Mekatronika, sehingga saya PKL sendiri di CV Qiza selama 2 bulan, cukup membosankan karena sedikit kerjaan yang bisa dilakukan. Akhirnya PKL pun selesai, dan saya mulai menyusun laporan akhir dengan tugas membuat website. Banyak sekali kendala yang harus saya hadapi ketika membuat website dengan bahasa yang baru yaitu ASP.NET membuat saya hampir kehabisan waktu untuk mengerjakannya. Dengan tuntutan pembimbing saya untuk mengaplikasikannya di SMKN 1, saya membanting tulang mengerjakannya.
Akhirnya proyek selesai, laporan selesai dan Ujikom pun dilaksanakan. Tidak banyak kendala saat ujikom, namun satu hal yang paling diingat saat ujikom, yaitu mati lampu karena kehabisan pulsa listrik -_- . Untungnya skrip2nya masih tersimpan jadi saya tidak perlu kerepotan lagi meneruskannya. Keesokan harinya saya harus menghadapi ujian sidang, saya pun mengingat kejadian saat akan menghadapi ujian itu, di mana 2 orang yang guru penguji yang harusnya menyidang pun tidak dapat hadir karena beberapa alasan. Saya mengalami banyak kesulitan pada saat saya sidang, sulit sekali karena memang saya suka gerogi saat berada di depan. Banyak sekali kesalahan pada laporan saya yang membuat laporan saya harus direvisi, termasuk judulnya, padahal judulnya sudah di-acc oleh pembimbing dan dinilai bagus -_-. Ya sudah, mungkin ini yang terbaik dari Tuhan dan saya kerjakan sampai selesai.
Saat setelah sidang, diberitahukan oleh guru untuk mendaftar SNMPTN jalur undangan, waktu itu saya mendaftar di UI (Teknik Industri, Teknik Metalurgi) dan UNPAD (Teknologi Pangan, Ilmu Peternakan). Saya berharap saya bisa diterima tanpa mengikuti tes SBMPTN. Saya mempersiapkan segala sesuatunya agar saya bisa kuliah, salah satunya dengan mendaftar les di Akademika Education Center(di Baros) dengan biaya bulanan. Tiba harinya di mana pengumuman UN dan SNMPTN jalur undangan diberitahukan. Untuk UN saya ga begitu deg2an, dan hasilnya lulus UN, Puji Tuhan. Namun, saat menerima hasil SNMPTN jalur undangan yang dilihat secara online, saya sedikit kecewa karena terdapat tulisan merah dengan kata2 "Maaf, Anda tidak diterima SNMPTN jalur undangan". Ya gapapa masih ada harapan lulus di SBMPTN. Walaupun basic SMK, saya mencoba belajar pelajaran2 IPA dan saya mendaftar SBMPTN di ITB (Geologi, MIPA) dan UPI (Teknik Sipil). Akhirnya, saya mengikuti tes di SMPN 14 Bandung, lokasi yang cukup jauh dijangkau(Jl. Supratman Bandung). Hari pertama saya optimis bisa mengerjakan soal2 TPA dan Tes Kemampuan Umum, cuma sedikit yang dikerjakan tetapi saya tetap optimis. Namun di hari kedua, di tes Kemampuan Ipa, saya sedikit ragu2 karena soal2 yang keluar ternyata jauh dari dugaan saya, dan soal2nya belum pernah dipelajari oleh saya. Ya ampun Tuhan, bantu saya, berilah mujizatmu saya ingin kuliah.
Tiba saatnya pengumuman SBMPTN, sungguh saya takut sekali saya tidak lulus, bisa2 ini menjadi harapan terakhir buat saya. Namun, Tuhan juga tidak mengizinkanku untuk lulus di SBMPTN 2013 ini, sehingga membuat saya benar-benar down saat itu. Tapi saya ingat, masih ada satu harapan lagi yaitu STAN, dan saya yakin, berusaha dan berdoa lebih sungguh2 ketimbang saya saat menghadapi SBMPTN. Dalam pikiran saya, saya harus bisa menunjukkan pada orang tua saya bahwa saya bisa dan mampu untuk kuliah.
Akhirnya hari di mana tes teori itu dilaksanakan tiba, hari itu hari Minggu, saya sedikit menyesal kenapa hari Minggu saya jadi tidak bisa pergi ke gereja, namun karena itu harapan terakhir saya, saya pun tetap mengikutinya. Dari 180 soal yang ada hanya 110 soal yang mampu saya jawab, karena waktu yang singkat dengan soal yang sangat sulit, tapi saya tetap berharap pada Tuhan. Puji Tuhan, saya lulus tes teori STAN yang membuat pengharapan saya semakin besar. Saya pun berlatih lari, karena tes selanjutnya adalah tes fisik(tes kesehatan, lari 12 menit dan shuttle run 3 putaran) dan tes wawancara. Hampir setiap hari saya berlatih lari, karena ada keinginan besar untuk masuk STAN. Saya pun mengikuti tes kesehatan dan dinyatakan boleh mengikuti tes kebugaran/fisik. Waktu itu, saya hanya bisa menjangkau 2106 Meter dari rata2 2400 M. Ya memang sepertinya sangat sulit untuk masuk STAN, saya berpikir demikian, namun saya berpikir lagi jika Tuhan meluluskan saya di tes teori tahap 1, pasti ada rencana Tuhan untuk meluluskan saya di tahap selanjutnya.
Hari pengumuman kelulusan USM STAN pun datang, pagi2 benar teman saya meng-sms saya bahwa saya lulus di d1 Pajak STAN Cimahi. Sungguh PUJI TUHAN, saya bisa diterima menjadi mahasiswa STAN, walaupun hanya d1, tapi saya tetap bersyukur saya bisa kuliah dan saya tau itu yang terbaik yang diberikan Tuhan untukku. Dan benar saja, Firman Tuhan 3 hari setelah pengumuman disampaikan di gereja bahwa rancangan Tuhan berada jauh dari rancangan manusia. Sungguh, firman itu sangat menyentuh diriku. Trima kasih Tuhan. Setelah itu ada web yang membuat saya lebih bersyukur lagi ketika masuk di d1 Pajak Stan Cimahi setelah membaca postingan http://elamsan.wordpress.com/2013/04/07/seburuk-apakah-d-i-stan/ saya menjadi lebih semangat lagi dan bersyukur pada Tuhan. Saya tidak perlu membayar kosan, karena lokasi pendidikan di Cimahi, karena saya juga tinggal di Cimahi. Saya tidak perlu jauh dari keluarga saya, makanan juga lebih terjamin, dan masih banyak lagi. Sungguh Tuhan memberi yang terbaik sesuai dengan kehendakNya, jangan lupa untuk selalu bersyukur padaNya.
Mungkin saya cukupkan dulu sekian, karena perjalanan hidup saya baru sampai di sini. Terima kasih buat para pembaca yang mungkin tidak sengaja membacanya atau memang ingin membacanya. Tuhan Memberkati :)
6 comments:
nice and perfect
keren abis
memang dalam perjalanan hidup ga semua itu ada diatas, memang perlu juga kita berada dibawah dengan begitu kita akan selalu mengingatNya. salam <a href="http://masihakudisini.blogspot.com/2016/04/best-almamater-guru-les-private.html>Les Private Terbaik di Jakarta</a> agar kita selalu sehat dan sukses
terima kasih bos infonya
nice post
sip
Posting Komentar