Router Network
Memahami Piranti Router – Komponen Internal Router, Proses Booting, Dan Configuration Register, Serta Kebutuhan Minimum Dan Rekomendasi Sebuah Router
Router adalah piranti jaringan yang memungkinkan kita bisa menghubungkan inter-network dan memungkinkan forwarding packet secara cerdik. Router network digunakan untuk menghubungkan layanan WAN dan secara optional memberikan keamanan jaringan dasar melalui packet filter (dengan menggunakan extended access lists). Pemilihan dasar router network adalah sangat kritis dalam hal kita membangun koneksi WAN; membuat syste m keamanan tingkat advance; dan melakukan management network.
Router network adalah piranti layer 3 atau layer network yang digunakan untuk koneksi antar jaringan baik untuk jaringan LAN maupun WAN. Router network menggunakan IP address logical untuk menentukan path atau jalur mereka dan juga memberikan kebutuhan koneksi seperlunya untuk mengkases remote site.
Suatu router network haruslah mempunyai sifat yang fleksibel dan juga kebutuhan fungsional untuk bisa memenuhi jaringan modern. Sebuah router network jenis modular dengan minimum satu interface LAN (Erhernet 10 Mbps atau Fast Ethernet 100 Mbps) dan juga mendukung beberapa module WAN (seperti serial 0/1 yang biasa dipakai untuk koneksi protocol PPP; koneksi ISDN baik ISDN BRI maupun ISDN Pri; frame relay, ATM atau lainnya) lebih disukai (seperti jenis Cisco seri 2600) dibanding jenis permanent (seperti jenis lama Cisco 2500).
Gambar diatas ini adalah contoh diagram sebuah router dengan dua interface Ethernet LAN E0 dan E1 dan sebuah interface serial S0. Masing-2 interface mempunyai pengendali In dan Out dan juga Route table.
Komponen Internal router
Router network juga mirip dengan sebuah komputer, dia mempunyai komponen internal yang harusnya anda kenali dan fahami:
- ROM: Read only memory yang bersifat non-volatile, sudah diprogram dan tetap walau router dihidupkan atau dimatikan. Isi ROM sudah di program dipabrik dan tidak bisa diedit atau di delete informasi didalamnya. ROM berfungsi utuk menyimpan software IOS operating system dari router dan juga program POST (Power-on Self-Test). Jika router dihidupkan, ia menggunakan IOS image yang disimpan didalamnya untuk keperluan start-up.
- Flash: adalah memory yang bersifat non-volatile juga, yang juga bisa permanen walau router dimatikan atau dihidupkan dan lazim disebut sebagai memory yang bersifat EEPROM (Electronic Erasable Programmable Read-Only Memory). Cisco menggunakan Flash memory untuk menyimpan paten program Cisco yang disebut IOS. Dia menyimpan program dimana anda bisa memilih opsi-2 dalam konfigurasi sebuah router. IOS program yang disimpan didalam flash disebut Image. Flash memory bisa menyimpan beberapa image IOS dalam satu flash dan andapun bisa memilih IOS yang mana akan dipakai. IOS image biasa dibackup kedalam server TFTP sebagai backup image.
- RAM (Random Access Memory): adalah volatile, yang bersifat menyimpan data sementara saat router hidup. Jika dimatikan maka semua informasi yang ada didalamnya akan terhapus. RAM dipakai untuk menyimpan konfigurasi router saat ini, dan juga untuk keperluan caching, buffering, dan menyimpan routing table.
- NVRAM: tidak seperti RAM, Nonvolatile RAM (NVRAM) bersifat non-volatile yang tetap menyimpan isinya jika router dimatikan. NVRAM dipakai untuk menyimpan konfigurasi Startup (startup-config) dan register konfigurasi virtual. Saat dihidupkan, maka yang di load adalah sama dengan data yang disimpan di NVRAM ini. Jika anda mengubah konfigurasi router, maka pastikan untuk menyimpannya dengan command write memory agar bisa tersimpan apa yang telah dikonfigure.
Perlu diingat bahwa memory non-volatile (ROM, Flash, NVRAM) akan tetap tersimpan walau router dimatikan. Akan tetapi untuk RAM akan terhapus jika router dimatikan.
Proses booting router
Saat router dihidupkan maka ia akan menjalankan proses booting sebagai berikut:
- POST akan memeriksa hardware router. saat proses POST selesai dengan sukses, maka system LED OK indicator akan meyala.
- Router akan akan memuatkan / loading image IOS kedalam RAM
- Router kemudian load file konfigurasi kedalam RAM yang merupakan proses konfigurasi router dari data konfigurasi startup-config.
Sebuah router Cisco dapat memuat image IOS atau startup-config dari berbagai lokasi yang berbeda. Router dapat loading image IOS dari lokasi berikut:
- Flash
- TFTP server
- ROM
Sementara untuk file konfigurasi, sebuah router bisa memuat dari file yang ada di:
- NVRAM (startup confifguration file)
- TFTP server
Diagram ini menunjukkan urutan dari loading IOS saat router network dihidupkan. Router pertama kali menjalankan POST untuk memeriksa hardware router sampai selesai. Kemudian router memeriksa konfigurasi register kalau ada IOS, jika ada maka IOS akan di load, jika tidak ada IOS maka akan mencari IOS dengan urutan dari Flash -> TFTP Server -> ROM.
Configuration register
Configuration register adalah software configuration register yang ada pada Cisco devices. Saat booting, device membaca configuration register untuk menemukan dimana image IOS. Nilai dari configuration register normalnya ditampilkan dalam angka hexadecimal.
Jika configuration register mempunyai nilai 0×2102, maka device akan load file starup-config dalam NVRAM dan menggunakan settingnya untuk menemukan dimana mendapatkan image IOS (NVRAM, TFTP Server, atau ROM).
Dengan mengubah nilai configuration register, anda bisa mem-bypass file startup-config dan load image IOS yang disimpan di ROM. Misalkan, jika kita lupa password pada router, tekan tombol Break waktu startup untuk skip file startup-config. Tergantung jenis devicenya, gunakan command confreg atau ubah register configuration secara manual nilainya dengan mengetik o/r 0×2142.
Yang berikut adalah karakteristik dari router:
- Untuk semua tujuan address dimana data akan dikirim, maka address layer 3 akan dipakai (yaitu address jaringan)
- Pemilihan jalur selalu optimal
- Forwarding paket berdasarkan isian pada table routing. Jalur optimal dapat dipilih dari kemungkinan banyak pilihan.
- Router menggunakan protocol routing untuk menkomunikasikan informasi routing dengan roouter lainnya. Untuk jaringan-2 yang berskala besar sangat dianjurkan untuk memakai routing dynamic seperti RIP; EIGRP; OSPF.
- Secara default, semua paket broadcast akan di blok, seperti packet broadcast dari DHCP server.
- Harus menggunakan kedua address layer 2 (MAC) dan juga address layer 3.
- Security dan pengendalian dapat diimplementasikan pada layer 3 dengan menggunakan extended access-list.
Sebuah router bagusnya bisa dimounted pada rack (rack mounted) didalam lokasi yang aman dari segala macam masalah lingkungan. Dengan penggunaan packet filter, router bisa digunakan untuk memfilter packet yang tidak diinginkan. Dengan extended access lists router bisa digunakan untuk memfilter berdasarkan IP address dan juga protocol dan jenis layanan.
Karena router network digunakan untuk menentukan arah atau jalur maka router memerlukan konfigurasi protocol routing dinamis. Protocol routing seperti RIP; IS-IS; OSPF; EIGRP; dan BGP dapat digunakan untuk bertukar informasi topology routing secara automatic. Static dan Default route dapat juga digunakan untuk lingkungan yang sederhana untuk menjamin interkoneksi.
OSPF bisa menjadi protocol IP routing yang digunakan pada backbone WAN corporate untuk menghungungkan masing-2 remote site / business units. Switches layer 3 dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja inter-VLAN berdasarkan kecepatan routing.
Pemilihan router untuk infrastrucktur WAN anda haruslah memenuhi persyaratan standard berkut:
- Mendukung IP routing
- Seharusnya modular dan rack-mounted (hanya opsional)
- Mendukung protocol routing OSPF untuk koneksi ke jaringan core global corporate WAN anda
- Mendukung jenis koneksi WAN jika memang diperlukan seperti frame relay; jaringan ISDN; analog PSTN dan ATM.
- Mendukung paket filter (extended access-list)
- Untuk Cisco haruslah dengan IOS 12.1 keatas
- Mendukung interface command line, telnet dan manajemen SNMP v2
- Mendukung IP multicasting (CGMP, IGP dan PIM)
Fungsional internetwork dipengaruhi dengan kuat oleh performa dan opsi konfigurasi yang diberikan oleh layanan router yang dipasang dan juga layanan interkoneksi WAN. Layanan seperti QoS (Quality of Services), IP multicast dan extended access-list, bisa jadi tidak tersedia pada router low-end, sehingga layanan seperti VoIP dan kolaborasi interaktif menjadi tidak mungkin.
Sumber : http://www.sysneta.com
0 comments:
Posting Komentar